Selasa, 07 Februari 2012

Ulos Batak Sumatera Utara


Ulos Batak adalah lambang kasih sayang...

Siapa yang tak kenal ulos? Kain tenunan indah dari kebudayaan Batak. Secara harafiah, ulos berarti kain selimut. Menurut leluhur Batak, ulos merupakan lambang kasih sayang dan dapat memberikan kehangatan.


Ulos sebagai salah satu warisan budaya Batak, harus terus dikembangkan agar dapat mendunia. Ulos mempunyai keistimewaan tersendiri yang tidak dimiliki kain tenun lainnya. Yakni ulos bukan hanya sekedar produk berbentuk kain tenun melainkan juga mempunyai kedudukan tersendiri di dalam budaya Batak yang dikenal dengan kasih sayang mereka yang hangat.
Ulos Batak adalah lambang kasih sayang...

Siapa yang tak kenal ulos? Kain tenunan indah dari kebudayaan Batak. Secara harafiah, ulos berarti kain selimut. Menurut leluhur Batak, ulos merupakan lambang kasih sayang dan dapat memberikan kehangatan.


Ulos sebagai salah satu warisan budaya Batak, harus terus dikembangkan agar dapat mendunia. Ulos mempunyai keistimewaan tersendiri yang tidak dimiliki kain tenun lainnya. Yakni ulos bukan hanya sekedar produk berbentuk kain tenun melainkan juga mempunyai kedudukan tersendiri di dalam budaya Batak yang dikenal dengan kasih sayang mereka yang hangat.


Ulos dirajini sepenuhnya dari benang yang diciptakan dari tumbuh-tumbuhan dan pewarna alami. Penenunannya pun dilakukan dengan tangan sehingga memakan waktu yang sangat lama untuk menyelesaikan satu lembar. Secara tradisional, ruang tenun terletak di kolong rumah-panggung penenun, yang secara tradisonal adalah perempuan.
Pada perkembangannya, ulos juga telah diberikan kepada orang non-Batak yang dapat dimaknai sebagai tanda penghormatan kepada si penerima ulos. Ulos sebagai salah satu warisan budaya Batak dianggap penting untuk terus dikembangkan agar dapat mendunia.

Perempuan Batak berbaris dan manortor seraya menjinjing Tandok yang berisi beras dalam upacara pesta adat di Tanah Batak.

Ulos dirajini sepenuhnya dari benang yang diciptakan dari tumbuh-tumbuhan dan pewarna alami. Penenunannya pun dilakukan dengan tangan sehingga memakan waktu yang sangat lama untuk menyelesaikan satu lembar. Secara tradisional, ruang tenun terletak di kolong rumah-panggung penenun, yang secara tradisonal adalah perempuan.
Pada perkembangannya, ulos juga telah diberikan kepada orang non-Batak yang dapat dimaknai sebagai tanda penghormatan kepada si penerima ulos. Ulos sebagai salah satu warisan budaya Batak dianggap penting untuk terus dikembangkan agar dapat mendunia.

Perempuan Batak berbaris dan manortor seraya menjinjing Tandok yang berisi beras dalam upacara pesta adat di Tanah Batak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar